Rakyat Merdeka

Senin, 28 Februari 2011

Kasihan, Kang Dedi si Tuna Netra Pedagang Kerupuk Keliling itu Sering Dibohongi Pembeli

Jakarta (RM-FPRM) - Meski, dilahirkan di dunia ini dirinya tak dikaruniai fisik yang sempurna, tapi semangat juang untuk menghidupi keluarganya tak pernah surut. Itulah sosok kang Dedi, seorang pedagang kerupuk yang menderita cacat mata alias tuna netra. Warga Srengseng, Kembangan Jakarta Barat ini dalam kesehariannya keliling menjajakan barang dagangannya berupa kerupuk udang. Meski dibawah sengatan panasnya terik matahari dan guyuran hujan, belum lagi menghadapi kerasnya kehidupan di Metropolitan Jakarta , tapi demi menghidupi sang isteri dan satu orang anaknya, kang Dedi tak pernah menyerah.

Dalam satu bungkus kerupuk udang, Kang Dedi mengaku hanya mendapatkan keuntungan Rp.200 rupiah. Harga per bungkus kerupuk dari bos nya Rp. 4.800 rupiah, sehingga dia menjualnya Rp.5000 dalam setiap bungkusnya. Bisa dibayangakan jika keuntungan dalam penjualannya tak lebih hanya Rp.200,- rupiah. “Dagangan kerupuk udang ini bukan milik saya sendiri. Saya harus menyetor ke bos lagi. Pinginnya sih dagangan sendiri mas, jadi saya juga tidak beban. Karena dianggap tidak bisa melihat, tak sedikit pembeli yang tega membohonginya. Terkadang saya hanya dikasih uang Rp.2000 - 3000 rupiah. Meski sering nombokin tidak tak jadi apa, saya rela. Mungkin itu bukan milik saya,” ujar kang Dedi melas.

Dalam kesehariannya, pria tuna netra 45 tahun ini keliling di sekitar kawasan Kembangan, Kebon Jeruk Jakarta Barat dan Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Kang Dedi mengaku mendapat keuntungan dari mulai Rp.20.000 - 30.000,- rupiah dalam sehari. Meski tidak jarang dibohongi pembeli, namun dirinya mengaku ikhlas. Walaupun mengalami cacat fisik alias tuna netra, tapi kang Dedi tak pernah menyerah dalam menghadapi kerasnya kehidupan di ibukota.(bambang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar