Rakyat Merdeka

Senin, 28 Februari 2011

Nurdin Halid Jadi Pocong di Yogyakarta

Meski gelombang demo revolusi PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia), semakin bergulir, namun Nurdin Halid tetap tak bergeming. Dia tetap menginginkan pemilihan ketua melalui mekanisme kongres. Aksi demo penolakan Nurdin sebagai ketua umum PSSI semakin menjalar di sejumlah tempat di wilayah tanah air.

Di Surabaya Jawa Timur misalnya, didirikan pengurus PSSI tandingan. Lantas, di Semarang Jawa Tengah kantor PSSI setempat disegel. Di ibukota Jakarta, kantor PSSI dikepung ratusan massa Gerakan Revolusi serta ratusan Bondo Nekat atau Bonek yang bergabung dengan suporter Jack Mania. Kemudian, di Sumatera Barat foto Nurdin dibakar puluhan suporter club sepak bola Semen Padang.

Bahkan lebih miris lagi, di Yogyakarta puluhan massa yang mengatas namakan Aliansi Masyarakat Pecinta Sepak Bola Nasional (Antasena), menggelar aksi demo di sekitar perempatan Klodran, jalan raya Bantul. Yang membuat seram dan miris dalam aksi itu Nurdin dijadikan pocong. Massa membuat pocong yang bertulisan, “Nurdin Halid (ND),” lengkap dengan bunga - bungaan dan dupa serta topeng Nurdin yang menyimbolkan kematian PSSI dibawah mantan nara pidana itu.

Akibat rasa bebal seorang Nurdin, sehingga serangkaian gelombang demo yang terjadi secara gradual, sekaligus dibombardir di setiap lini pun, ternyata tak membuat dirinya mundur dari tampuk pimpinan PSSI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar