Rakyat Merdeka

Selasa, 01 Maret 2011

Libya Kian Mencekam Presiden SBY Evakuasi Ratusan Warga WNA

Jakarta (RM-FPRM) - Guna mengantisipasi dampak krisis politik di Libya yang semakin mencekam, hingga berpotensi menimbulkan perang saudara. Sedikitnya 12 ribu warga asing eksodus dari Libya. Mereka di evakuasi ke negara - negara terdekat Libya. Sebelum bertolak ke Brunai Darussalam, Presiden SBY memerintahkan Menkopolkam untuk mengevakuasi 870 orang warga Indonesia yang berada di Libya. SBY berjanji akan memberikan perlindungan dan menjaga keselamatan bagi warga Indonesia di Libya. Dari 870 warga Indonesia di Libya, 130 diantaranya adalah mahasiswa. Sementara itu, 550 orang merupakan pekerja di berbagai proyek dan Kedubes. Dan selebihnya adalah keluarga besar KBRI serta para TKI yang bekerja di rumah Muhamar Qadafi.
Sejumlah media asing meyebut ratusan demonstran tewas selama berlangsungnya aksi anti pemerintah. Ribuan massa anti pemerintah masih bertahan di jalanan Tripoli. Sementara, sejumlah saksi mata mengaku para penembak jitu telah menembaki demonstran dari atap-atap gedung, diperkirakan dengan memakai senapan mesin. "Orang-orang ditembaki di kepala dan di punggung tanpa ampun," kata seorang saksi yang dihubungi BBC.

Qadafi mengecam pemberitaan asing yang dinilainya berlebihan dalam soal jumlah korban tewas. Qadafi sendiri telah memerintahkan tentaranya untuk membasmi pemberitaan yang dinilai sebagai hasutan tersebut.

Ratusan ribu massa antipemerintah tetap bertahan di sejumlah kota lain. Mereka menyerukan aksi tanpa batas waktu hingga Muamar Qadafi mundur. Total, pemerintah telah menyebar dua juta tentara dan polisi untuk menumpas aksi massa. Ancaman perang saudara ternyata tidak membuat gentar oposisi. Pemimpin oposisi Faiz Jibril mengatakan, massa telah siap dengan ancaman buldoser dan peluru tentara.

Suasana Libya masih mencekam, terutama di Benghazi yang menjadi pusat aksi kelompok oposisi. Tentara masih bersiaga dengan persenjataan lengkap.(bs/ss)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar